PENGANTAR
AGROINDUSTRI I
Pengembanagan Agroindustri Tanaman Tebu
Disusun oleh :
Nama : ALI WAFA
NIM :
105100301111045
Dosen :
Dr. Ir. Imam Santoso, MS
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim
tropis. Tingginya kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan dilihat dari
keanekaragaman tumbuhan yang ada. Dalam hal ini sektor pertanian Indonesia
sangat menjanjikan, dari banyaknya lahan pertanian dengan tanah yang subur dan
hasil pertanian yang sangat melimpah. Tetapi dengan hasil banyak itu sering
kita ketahui bahwa pengolahan komoditas hasil pertanian sangat minim sehingga
tak bisa mendapatkan profit yang maksimal. Salah satunya adalah tanaman tebu (Sacharum officinarum, Linn). Tebu bisa tumbuh di daerah yang beriklim
tropis seperti indonesia ini.
Tebu merupakan dari
keluarga rumput yang berasal dari Asia Tenggara. Batangnya yang tebal
menyimpan sukrose dalam batangnya. Dari cairan ini gula dihasilkan dengan mengeringkan airnya.
Gula yang dikristalkan telah dilaporkan semenjak 2500 tahun dahulu di India.
Biasanya, tebu yang bengkok adalah kurang manis berbanding tebu yang batangnya
lurus. Kebanyakan tebu yang biasa dilihat adalah tebu yang berwarna kuning dan
juga tebu yang berwana hitam.
Tebu adalah tanaman yang di tanam untuk bahan baku
gula dan vetsin. Tanaman ini bisa di panen ketika berumur kurang lebih 1 tahun.
Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di jawa dan sumatra. Sebagai contohnya
di jawa yaitu di kota kediri, jombang. Disana banyak sekali tanaman tebu.
Sumber gula di indonesia dari masa lampau adalah
cairan dari batang tebu. Tebu adalah tanaman asli dari nusantara, terutama di
indonesia bagian timur. Sekarang ini harga gula dipasaran sedang mengalami kenaikan
harga. Padahal di Indonesia tanaman tebu tergolong tidak langka, petani
indonesia masih ada juga yang menanam tanaman ini. Harusnya harga gula
dipasaran tidak melonjak tinggi seperti sekarang.
Selain di jadikan gula, Tebu juga bisa digunakan
sebagai obat untuk beberapa penyakit, cuntohnya adalah penyakit batuk, sakit
panas, dan juga mengurangi debar jantung.
Dengan banyaknya bahan baku berupa tebu di indonesia,
harapan dari penelitian ini adalah supaya indonesia dapat bersaing dengan
negara – negara penghasil gula. Seperti, Australia, Brazil, dan Thailand. Dan
meningkatkan agroindustri indonesia dimata dunia sekarang ini. Dan tebu juga
bisa digunakan sebagai tanaman untuk obat penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut:
·
Tanaman
tebu bisa diproses sebagai bahan baku pembuatan gula, tetapi mengapa harga gula
dipasaran sekarang ini melonjak tinggi?
·
Bagaimana
proses pembuatan gula dengan bahan dasar dari tebu?
·
Apakah
ada manfaat tanaman tebu dibidang kesehatan
1.3 Tujuan
Dengan adanya uraian
tentang masalah tebu ini, mempunyai bebrapa tujuannya. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
·
Mengetahui
alasannya mengapa harga gula mahal.
·
Mengetaui
bagaimana proses pembuatan gula dengan bahan baku tebu.
·
Mengetahui
manfaat tebu untuk kesehatan.
BAB II
ISI
2.1 Permasalahan
Gula putih adalah salah
satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum officinarum). Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
mengubah rasa menjadi manis
dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang
diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Sumber gula di Indonesia
sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira)
kelapa atau enau,
serta cairan batang tebu. Tebu adalah
tumbuhan asli dari Nusantara, terutama
di bagian timur. Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur
mulai dibuka oleh tuan-tuan
tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan
perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik
pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi
merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan
produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan
prduksi 1,5 juta ton. Setelah Perang Dunia II,
tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga
Indonesia menjadi eksportir.
Dan sekarang ini, indonesia sedang mengalami
melonjaknya harga bahan – bahan pokok. Salah satunya adalah naiknya harga gula
pasir yang begitu tinggi. Permasalahannya adalah mengapa harga gula melonjak
sekarang ini. Padahal masih banyak juga petani – petani indonesia yang masih membudi
dayakan tanaman tebu.
Dan belum mengertinya masyarakat terhadap manfaat
tebu sebagai salah satu tanaman yang mempunyai keuntungan untuk obat beberapa
penyakit.
2.2 Tinjauan Pustaka
Indonesia kaya akan
hutan tropic yang memiliki 20.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi, (Jeffrey,1992),
Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput- rumputan.
Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24- 30 ºC dengan perbedaan suhu
musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan suhu siang dan malam tidak lebih dari
10 ºC. Tanah yang ideal bagi tanaman tebu adalah tanah berhumus dengan pH
antara 5,7- 7. Batang tebu mengandung serat dan kulit batang (12,5%) dan nira
yang terdiri dari air, gula, mineral dan bahan non gula lainnya (87,5%)
(Notojoewono, 1981).
Sukrosa adalah
oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan bahan makanan dan
banyak terdapat dalam tebu. Industri makanan biasanya menggunakan sukrosa dalam
bentuk halus dan kasar serta dalam jumlah yang besar atau digunakan dalam
bentuk cairan (sirup). Sukrosa yang dilarutkan dalam air dan dipanaskan,
sebagian akan terurai menjadi glukosa dan friktosa yang disebut gula invert
(Winarno, 2002).
Sukrosa merupakan
disakarida yang tersusun dari dua monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa.
Berat molekul sukrosa adalah 342, mengkristal bebes dengan air, berat jenis 1,6
dan titik leleh 160ºC (Martoharsono,1990).
Gula (sukrosa)
terbentuk dari hasil asimilasi antara gas CO2 dan air dengan
pertolongan energi matahari (proses fotosintesis). Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
6CO2
+ 6H2O C6H12O6
+ 6O2
hasil reaksinya akan
menghasilkan monosakarida berupa D-glukosa dan D-fruktosa. Glukosa dan fruktosa
dinamakan sebagai gula reduksi dalam teknologi gula. Sintesa secara biokimia
dari monosakarida akan membentuk disakarida yaitu sukrosa (Effendi, 1994).
2.3 Pembahasan
Tebu (Sacharum officinarum) merupakan tanaman dari keluarga rumput – rumputan yang berasal dari Asia Tenggara. Batangnya yang tebal
menyimpan sukrose dalam batangnya. Dari cairan ini gula dihasilkan dengan mengeringkan airnya.
Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
Gula putih
adalah salah satu hasil dari pengolahan batang tumbuhan tebu (Sacharum
officinarum). Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
mengubah rasa menjadi manis
dan keadaan makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang
diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Alasan mengapa
harga gula sekarang ini melonjak tinggi disebabkan oleh beberapa
masalah. Masalah yang cukup menonjol adalah tingkat produktivitas
rendah, tenaga kerja langka, dan sebagian besar petani tidak bergairah menanam
tebu. Luas areal tebu di lahan sawah beririgasi di Jawa semakin berkurang. Kini
areal tebu di lahan sawah tinggal sekitar 40 %, selebihnya telah beralih ke
lahan kering.
Umumnya lahan kering
merupakan lahan tanaman pangan bagi petani. Kegairahan petani menanam tebu
dapat dirangsang dengan memadukan tebu dengan beberapa jenis tanaman semusim
lain termasuk tanaman pangan. Dalam bertanam tebu dan tanaman semusim lain
secara tumpangsari ada 2 kepentingan. Kepentingan pertama bila pihak pabrik
gula menyewa tanah petani, yang penting tanaman sela tidak menurunkan hasil
tebu karena jarak antarbaris tetap, walaupun hasilnya rendah tetap
menguntungkan, disebut additive series. Kepentingan kedua bila petani menanam
tebu di lahannya sendiri, maka hasil tebu boleh turun karena jumlah baris
berkurang, asal hasil tanaman sela cukup tinggi, yang penting hasil total
tanaman penyusun tinggi.
Manfaat dari tanaman tebu bagi kesehatan manusia
adalah dapat menyembuhkan beberapa penyakit diantaranya adalah meredakan
jantung berdebar, sakit panas, dan batuk.
Pemanfaatan:
1. Meredakan Jantung Berdebar Bahan:
1. Meredakan Jantung Berdebar Bahan:
Menggunakan 3 genggam akar tebu hitam, Cara membuatnya adalah dicuci dan direbus dengan 2
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Diminum
2 kali sehari.
2.
Sakit Panas Bahan:
Ambil tebu hitam secukupnya, Cara membuatnya yaitu
diperas untuk diambil airnya
kemudian diminum.
3. sakit batuk
Ambilah 3-5 ruas tebu hitarn, Cara membuatnya yaitu dibakar,
kemudian dikupas dan diperas untuk diambil airnya kemudian diminum.
Proses Pembuatan
gula dari tebu
Pemanenan
Tanaman tebu dapat tumbuh
hingga 3 meter di kawasan yang mendukung dan ketika dewasa hampir seluruh
daun-daunnya mengering, namun masih mempunyai beberapa daun hijau. Sebelum
panen, jika memungkinkan, seluruh tanaman tebu dibakar untuk menghilangkan
daun-daun yang telah kering dan lapisan lilin. Api membakar pada suhu yang
cukup tinggi dan berlangsung sangat cepat sehingga tebu dan kandungan gulanya
tidak ikut rusak.
Di beberapa wilayah, pembakaran areal
tanaman tebu tidak diijinkan karena asap dan senyawa-senyawa karbon yang
dilepaskan dapat membahayakan penduduk setempat. Meskipun demikian, tidak ada
dampak lingkungan, karena CO2 yang dilepaskan sebenarnya memiliki
proporsi yang sangat kecil dibandingkan dengan CO2 yang terikat
melalui fotosintesis selama pertumbuhan. Besarnya areal tanam dan jumlah
tanaman tebu dapat dikurangi jika ekstraksi gula dapat dilakukan semakin baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan gula dunia.
Pemanenan dapat dilakukan baik secara
manual dengan tangan ataupun dengan mesin. Pemotongan tebu secara manual dengan
tangan merupakan pekerjaan kasar yang sangat berat tetapi dapat mempekerjakan
banyak orang di area di mana banyak terjadi pengangguran.Tebu dipotong di
bagian atas permukaan tanah, dedauan hijau di bagian atas dihilangkan dan
batang-batang tersebut diikat menjadi satu. Potongan-potongan batang tebu yang
telah diikat tersebut kemudian dibawa dari areal perkebunan dengan menggunakan
pengangkut-pengangkut kecil dan kemudian dapat diangkut lebih lanjut dengan
kendaraan yang lebih besar ataupun lori tebu menuju ke penggilingan.
Pemotongan dengan mesin
umumnya mampu memotong tebu menjadi potongan pendek-pendek. Mesin-mesin hanya
dapat digunakan ketika kondisi lahan memungkinkan dengan topografi yang relatif
datar. Sebagai tambahan, solusi ini tidak tepat untuk kebanyakan pabrik gula
karena modal yang dikeluarkan untuk pengadaan mesin dan hilangnya banyak tenaga
kerja.
Ekstraksi
Tahap pertama pengolahan
adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan pabrik, tebu dihancurkan
dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar. Cairan tebu manis
dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya digunakan di mesin
pemanas (boiler). Di lain pabrik, sebuah diffuser digunakan
seperti yang digambarkan pada pengolahan gula.
Jus dari hasil ekstraksi
mengandung sekitar 15% gula dan serat residu, dinamakan bagasse,
yang mengandung 1 hingga 2% gula, sekitar 50% air serta pasir dan batu-batu
kecil dari lahan yang terhitung sebagai “abu”. Sebuah tebu bisa mengandung 12
hingga 14% serat dimana untuk setiap 50% air mengandung sekitar 25 hingga 30
ton bagasse untuk tiap 100 ton tebu atau 10 ton gula.
Pemurnian
Pabrik dapat membersihkan
jus dengan mudah dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang
akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran untuk kemudian kotoran ini dapat
dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.
Jus hasil ekstraksi
dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses
penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2
dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah
diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi:
sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui clarifier dengan
kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar
merupakan jus yang jernih.
Kotoran berupa lumpur
dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya
dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu
diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan
hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian
dikembalikan ke proses.
Penguapan (Evaporasi)
Setelah mengalami proses liming,
jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas
dalam suatu proses yang dinamakan evaporasi. Terkadang sirup dibersihkan lagi
tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya
pembersihan lagi.
Jus yang sudah jernih
mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh
(yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan
gula hingga 80%. Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk' (multiple effect
evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik
untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir
pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar untuk
dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan
mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal
campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di
dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti
pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal
tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Sebagai tambahan, karena
gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct)
yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi
pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol. Inilah yang
menyebabkan lokasi pabrik rum di Karibia selalu dekat dengan pabrik gula
tebu.
BAB III
Penutup
Kesimpulan :
- Tanaman tebu (Sacharum officinarum) tidak hanya bisa digunakan sebagai
bahan pembuatan gula saja, tetapi tebu juga bisa di gunakan sebagai obat
untuk menyembuhkan sakit batuk,sakit panas, dan juga meredakan jantung
berdebar. Dengan demikian tebu bisa diolah semaksimal mungkin supaya harga
jual gula dipasaran tidak melonjak harganya lebih tinggi.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar