Teori Nilai Guna (utility) Kardinal
Tinjauan
pustaka
Pendekatan
teori tingkah laku konsumen dibagi menjadi dua yaitu teori nilai guna kardinal
dan ordinal. Nilai guna (utility) kardinal adalah teori nilai guna yang
subyektif. Teori nilai guna kardinal juga dapat dinyatakan secara kuantitatif,
dimana konsumen akan memaksimalkan konsumsi atas barang yang dimilikinya.
Konsumen akan menggunakan barng atau jasa semaksimum mungkin.
(
Iskandar Putong, 2002)
Total utility merupakan suatu kepuasan total yang dinikmati atau
diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi menggunakan sejumlah barang atau jasa
tertentu secara keseluruhan.
(Hardian
Wijaya, 2001)
Pengguna
atau konsumen selalu membuat pilihan- pilihan yang akan memberi mereka kepuasan
yang paling besar. Mereka selalu berusaha untuk memaksimumkan nilai guna atau
kepuasan secara keseluruhan dari suatu barang yang digunakannya.
(Hermann Heinrich Gossen,2002)
Daya guna suatu barang diukur dengan
satuan barang atau utily, serta tinggi rendahnya nilai atau daya guna tersebut
tegantung pada subyek atau pihak yang menilai. Semakin berguna suatu barang
bagi seseorang maka akan semakin diminati. Sebaliknya, semakin rendah kegunaan
suatu barang maka barang itu idak akan dinikmati oleh banyak orang.
(Joesron dan Fathurrozi, 2003)
Pembahasan
Teori perilaku konsumen yaitu teori yang
menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang,dengan
pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula sedemikian rupa agar
konsumen mencapai tujuannya.Tujuan konsumen untuk memperoleh manfaat atau
kepuasan sebesar-besarnya dari barang-barang yang dikonsumsi (maximum
satisfaction). Dan,teori ekonomi menganggap bahwa maximum satisfaction itu
adalah tujuan akhir konsumen.
Teori ekonomi
kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang dari mengkonsumsikan
barang-barang dinamakan nilai guna atau untiliti.Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau utilitinya terhadap konsumen.
Pendekatan ini dipopulerkan oleh ekonom beraliran subyektif seperti
Gossen, Jevons dan Walras. Menurut pendekatan ini :
Ø
daya guna suatu barang diukur dengan satuan barang
atau util, serta tinggi
rendahnya
nilai atau daya guna tersebut tegantung pada subyek atau pihak yang menilai,
Ø
semakin berguna suatu barang bagi seseorang maka akan
semakin diminati.
Teori nilai guna(utility) kardinal
pendekatannya antara lain, yang pertama adalah teori bersifat
subyektif,dianggap manfaat yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas
konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang digunakan
untuk mendapatkan suatu barang. Besar kecilnya kepuasan yang diperoleh konsumen
tergantung pada jenis barang dan jumlah barang,atau jasa yang dikosumsi.
Total
utility adalah
additive dan independen. Additive berarti daya guna sekumpulan barang adalah
fungsi kuantitas dari masing-masing barang yang dikonsumsi. Independen berarti
daya guna suatu barang tertentu tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi
barang lain.
Pendekatan nilai guna (Untility)
Kardinal atau sering disebut dengan teori
nilai subyektif, yaitu dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan
konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang,
dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan
dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama
besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan
kuantitatif.
Para ahli ekonomi mempercayai bahwa
utility merupakan ukuran kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuran kemampauan
barang / jasa untuk memuaskan kebutuhan. Besar kecilnya utility yang dicapai
konsumen tergantung dari jenis barangdan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
Nilai
guna (uility) dilakukan untuk mendapatkan suatu kepuasan terhadap suatu barang
yang dikonsumsi, terhadap suatu barang yang dipakai atau digunakan oleh seorang
konsumen. Setiap konsumen akan menggunakan barang atau jasa semaksimal mungkin.
Supaya setiap barang memiliki nilai guna (utility) bagi konsumen dan konsumen
akan memiliki kepuasan tersendiri dengan menggunakan barang tersebut.
Teori ekonomi
kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang dari mengkonsumsikan
barang-barang dinamakan nilai guna atau untiliti. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau untilitinya. Nilai guna dibedakan
diantara dua pengertian:Nilai guna kardinal ada
dua yaitu
1.Total utility
Adalah keseluruhan
nilai guna (kepuasan) yang diperoleh seseorang sebagai akibat mengkonsumsi
barang X.
2. Marginal utility
Adalah tambahan
kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari menambah satu unit barang
untuk memenuhi kepuasannya.
Daftar Pustaka
Ø Rahardja,
pratama (2004), Pengantar Ilmu Ekonomi, penerbit fakultas ekonomi universitas
indonesia, Jakarta.
Ø Putong
iskandar (2002), Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, penerbit ghalia
indonesia, Jakarta.
Ø Joesron, Tati Suharti, Fathorrozi (2003), Teori Ekonomi
Mikro , Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Tinjauan
pustaka
Menurut pendekatan teori nilai guna ordinal ini, daya guna suatu barang tidak
perlu diukur,
cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu untuk membuat rangking daya guna yang diperoleh
dengan mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam analisisnya pendekatan ordinal ini menggunakan
metode-metode indefference curve,
budget line, price consumption, kurva Angel, income and substitution effect,
elasticity, inferior and giffent goods.
(Joesron dan Fathurrozi,
2003:
Penilaian secara teori nilai
guna(utility) ordinal dinilai cukup mewakili watak ekonomi masyarakat Indonesia
yang dalam hal ini masyarakat kelas menengah kebawah dengan penghasilan ekonomi
yang hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan menge-nyampingkan
kebutuhan sekunder. Dengan cara kepentingan primernya dipenuhi terlebih dahulu.
(Siswono,
Budi Harjo, 2003)
Konsumen
atau pengguna cukup mengetahui barang atau jasa yang disediakan dan secara
tidak langsung konsumen dapat mengukur dan memberi penilaian terhadap barang
atau jasa yang akan dikonsumsinya.
(Hardian Wijaya, 2008)
Pembahasan
Teori nilai guna merupakan teori dalam
ilmu ekonomi yang membahas tentang kepuasan konsumen terhadap suatu barang atau
jasa. Teori ini dapat dibagi menjadi dua yaitu teori nilai guna kardinal dan
nilai guna ordinal. Dalam pembahasan kali ini akan membahas tentang nilai guna
(utility) ordinal.
Pendekatan nilai guna(utility) ordinal
yang sering juga disebut analisis Kurva indeference, manfaat yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif atau tidak dapat
diukur .
Pendekatan ini muncul karena adanya
keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan kardinal, meskipun bukan
berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan. Menjelaskan tindakan
konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan
pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility) .
Pendekatan ini diperkenalkan oleh J.Hicks dan R.J Allen.
Menurut pendekatan ini, daya guna suatu barang tidak perlu diukur cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu untuk membuat rangking daya guna yang diperoleh
dengan mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam analisisnya pendekatan ordinal ini menggunakan beberapa
metode. Metode yang niasanya digunakan antara lain :
·
indefference curve.
·
budget line.
·
price consumption.
·
kurva Angel.
Analisis
nilai guna ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan atau angka. Analisis ordinal menggunakan analisis
indifferent curve atau kurva kepuasan sama. Kegunaan
dari teori nilai guna ordinal tidak dapat dihitung dan hanya dapat
dibandingkan. Teori ini menggunakan kurve indeferen dan budget line.
Konsumen di
dalam mengkonsumsi barang-barang untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimum
dibatasi oleh jumlah penghasilan konsumen yang bersangkutan. Dengan demikian
persoalan yang dihadapi konsumen adalah menentukan
berapa banyak masing-masing barang harus dikonsumsi atau dibeli dengan penghasilannya, sehingga
diperoleh tingkat kepuasan yang maksimum. Untuk analisis ini tidak cukup
hanya dengan kurve kepuasan sama. Namun, perlu diketahui garis anggaran
pengeluaran konsumen. Garis anggaran pengeluaran adalah tempat kedudukan titik-titik kombinasi barang-barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah penghasilan tertentu.
Indeferent curve merupakan suatu kurva
tentang kesamaan kepuasan, merupakan kurva yang memberikan kombinasi yang
memberikan kepuasan yang sama. Sedangkan budget line dalam nilai guna (utility)
ordinal merupakan garis tentng suatu anggaran. Batasan (constrain) merupakan
kemampuan konsumen. Jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tesedia
harus sama dengan uang yang digunakan.
Pendekatan nilai guna ordinal atau
sering juga disebut analisis Kurva Indeference,
yaitu manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang
tidak kuantitif atau tidak dapat diukur. Pendekatan ini muncul karena adanya
keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan kardinal, meskipun bukan
berarti pendekatan kardinal tidak memiliki kelebihan. Menjelaskan tindakan
konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan
pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility) .
Pendekatan
marginal utility, dinilai mempunyai kelemahan, karena menganggap nilai
utiliti/kepuasan dapat diukur dengan angka-angka. Kepuasan adalah sesuatu yang
tidak mudah diukur sehingga tidak mungkin diukur dengan angka. Untuk
menghindari kelemahan itu Sir John R. Hicks mengembangkan pendekatan
baru, yang dikenal dengan pendekatan kurve kepuasan sama (Indifference
Curve).
Dalam pendekatan ini digunakan anggapan:
- konsumen mempunyai pola
preferensi terhadap barang-barang konsumsi (misalnya barang X dan Y) yang
bisa dinyatakan dalam bentuk peta kurve kepuasan sama ( Indifference
Curve Map) atau kumpulan dari kurve kepuasan sama;
- konsumen mempunyai
jumlah uang tertentu (= pendapatan tertentu) ; dan
- konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
Kurve kepuasan
sama adalah tempat kedudukan titik-titik kombinasi dua jenis barang yang
dikonsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen. Oleh
karena itu untuk menggambarkan kurve kepuasan sama perlu dianggap bahwa seorang
konsumen hanya mengkonsumsi dua jenis barang. Sebagai contoh, seorang konsumen
dalam rangka memaksimumkan kepuasannya, membeli atau mengkonsumsi bahan makanan
dan pakaian, dengan berbagai kombinasi
Daftar pustaka
·
Iskandar, putong
(2002), Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, penerbit ghalia
indonesia, Jakarta.
·
Hartono, Jogiyanto (2002), Teori Ekonomi Mikro, Analisis
matematis, Penerbit Andi, Yogyakarta.
·
Joesron, Tati Suharti, Fathorrozi (2003), Teori Ekonomi
Mikro , Penerbit Salemba empat, Jakarta.
·
Rahardja, pratama
(2004), Pengantar Ilmu Ekonomi, penerbit fakultas ekonomi universitas
indonesia, Jakarta.
Pembahasan
Produksi merupakan Suatu
kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output. Produsen dalam
melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam teori
ekonomi disebut “fungsi produksi”.
Dalam
teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi
adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis
antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk
yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga
faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi
tersebut dapat dinyatakan:
Y
= f (X1, X2, X3, ……….., Xn) ; dimana :
Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan
dan
X= X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor
produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya bisa
menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi
yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai
hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut.
Seorang produsen atau pengusaha dalam
melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam
keputusan:
Ø berapa
output yang harus diproduksikan, dan
Ø berapa
dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
Ø dipergunakan.
Keuntungan yang
maksimum dicapai apabila perbedaan antara hasil penjualan dan biaya rpoduksi
mencapai tingkat yang paling besar. Masalah pokok yang harus dipecahkan
produsen adalah :
Ø Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu
digunakan untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi. Sehingga perlu
memperhatikan fungsi produksi, Teori Organisasi yaitu hubungan antara
faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya.
Ø Komposisi faktor produksi yang bagaimana meminimumkan
biaya produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu.
Produsen perlu memperhatikan :
·
Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan.
·
Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
ditambah tersebut.
Faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam perekonomian akan menentukan sampai dimana suatu
negara dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian dibedakan dalam 4 jenis, yaitu :
·
Tanah dan Sumber Alam.
·
Tenaga kerja.
·
Modal.
·
Keahlian Keusahawanan (pengelolaan).
Dua
faktor produksi yang dianggap variabel atau dapat diubah jumlahnya adalah
tenaga kerja (L) dan modal (K). Dalam teori produksi diasumsikan juga, bahwa
antara tenaga kerja dan modal dapat dipertukarkan penggunaannya satu sama lain.
Modal dapat menggantikan tenaga kerja oleh tenaga kerja dapat menggantikan
modal.
Jika
upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan modal diketahui,
maka bagaimana caranya perusahaan meminimumkan
biaya dalam usahanya untuk menghasilkan output pada suatu tingkat
tertentu dapat diketahui. Disamping itu, dengan sejumlah biaya tertentu
bagaimana caranya perusahaan memaksimalkan output juga dilaksanakan. Sedangkan
alat analisis yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut adalah dengan
menggunakan “kurva isokuan” dan “garis isokos”.
Isoquant menunjukkan kombinasi antara dua
macam barang input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama. Ciri – ciri
isoquant diantaranya adlah sebagai berikut :
§ Mempunyai
kemiringan negatif.
§ Semakin
kekanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah outputnya.
§ Isoquant
tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.
§ Isoquant
cembung ke titik origin.
Sedangkan
isocost menunjukkan semua kombinasi dua macam barang input yang dibeli
perusahaan dengan pengeluaran total dan harga faktor produksi tertentu.
Bentuk
organisasi dalam perusahaan:
Ø Perusahaan
perorangan
Ø Firma
Ø Perseroan
terbatas
Ø Perusahaan
negara
Ø Koperasi
Beberapa
pengertian penting dalam teori produksi adlah sebagai berikut:
ü Produk
total (total product) yaitu keseluruhan output yang dihasilkan dari hasil
penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu.
ü Produk
rata-rata (average product) yaitu produksi yang dihasilkan oleh satu orang
tenaga kerja atau input variabel (AP = TP / L)
ü Produk
marginal (marginal product) yaitu tambahan produk yang diakibatkan oleh
bertambahnya seorang tenaga kerja, dan sebaliknya (∆TP /∆L )
Teori
produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Dalam analisis produksi dengan
satu input variabel diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja
(L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel :
Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input
Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing
Return” yang menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus
ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan menyebabkan produksi total
semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan
kemudian menurun.
Dalam menganalisis bagaimana
perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu
analisis kepada dua jangka waktu : jangka pendek dan jangka panjang. Jangka
pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Didalam
masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor modal seperti
mesin-mesin dan peralatannya, alat-alat memproduksi lainnya, dan bangunan
perusahaan. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan, ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat
ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan.Didalam jangka panjang
perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang berlaku di pasar.
Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah, penggunaan mesin-mesin dapat dirombak
dan dipertinggi efisiensinya, jenis-jenis barang dapat diproduksi, dan teknologi
produksi ditingkatkan.
Tahap
tahap dalam teori produksi:
ü Tahap
I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan
meningkatkan total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal.
ü Tahap
II Produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang produksi
rata-rata menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol.
ü Tahap
III Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata,
sedangkan produksi marginal negatif.
Daftar pustaka
·
Iskandar, putong
(2002), Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, penerbit ghalia
indonesia, Jakarta.
·
Rahardja, pratama
(2004), Pengantar Ilmu Ekonomi, penerbit fakultas ekonomi universitas
indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar