Kamis, 01 Desember 2011

inflasi


Pengertian inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga–harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kata “kecenderungan” dalam definisi inflasi perlu digaris bawahi, kalau seandainya harga–harga dari sebagaian besar barang diatur atau ditentukan oleh pemerintah, maka harga–harga yang dicatatoleh biro statistik mungkin tidak menunjukan kenaikan apapun. Tetapi mungkin dalam realita ada kecenderungan bagi harga–harga untuk terus menaik. Misalnya, adanya harga–harga bebas  atau harga-harga tidak resmi yang lebih tinggi dari harga-harga resmi yang cenderung menaik. Hal ini masalah inflasi sebetulnya ada. Tetapi tidak diperkenankan untuk menunujukan dirinya. Keadaan seperti ini disebut “suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi, yang ada pada suatu saat akan timbul dan menunujukan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relevan bagi kenyataan.
            Maslah inflasi ini terus menerus mendapat perhatian pemerintah. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan kebijakan pemerintah karena sangat sulit untuk dicapai. Yang paling penting adalah diusahakan untuk menjaga agaar tingkat inflasi tetap rendah.
Adakalanya tingkat inflas meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku diluar ekspetasi pemerintah. Contohnya eek dari pengurangan nilai uang yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Untuk menghadapi masalah inflasi yang cepat pemerintah akan menyusun langkah untuk menstabilkan harga-harga kembali.
JENIS-JENIS INFLASI
1.      Inflasi tarikan permintaan
2.      Inflasi desakan biaya
3.      Inflasi diimpor
Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada saat perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. (GAMBAR KURVA)
Kurva AS adalah penawaran agregat dalam ekonomi, sedangkan AD1, AD2, AD3 adalah permintaan agregat. Kenaikan permintaan agregat disebabakan oleh perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Akibatnya pendapatan nasional mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan tingkat harga naik yang berarti inflasi telah terwujud. Untuk memenuhi permintaan yang semakin bertambah, perusahaan akan menambah produksinya dan menyebabkan pendapatan nasional rill meningkat. Kenaikan produksi nasional melebihi kesempatan kerja penuh akan menyebabkan kenaikan harga yang lebih cepat.
Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang berlebih, maka akan menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang tinggi. Hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat dan berbagai harga barang naik. (GAMBAR KURVA)
Kurva AS1, AS2, AS3 adalah kurva penawaran agregat, sedangkan kurva AD adalah permintaan agregat, Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh, dan tingkat harga adalah D1. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan kenaikan biaya sehingga memindahkan fungsi penawaran agregat keatas, akan menyebabkan tingkat harga tinggi, harga barang yang tinggi akan mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya produksi akan semakin tinggi. Akibat dari kenaikan upah tersebut kegiatan ekonomi akan menurun dibawah tingkat kesempatan kerja penuh. Sebaliknya jika kenaikan upah tidak menyebabkan kenaikan dalam permintaan agregat, maka kenaikan harga akan menjadi semakin cepat dan kesempatan kerja tidak mengalami penurunan, sehingga kesempatan kerja penuh tetap tercapai tetapi tingkat harga lebih tinggi.
Inflasi Diimpor
 Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan berwujud apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Akibat dari kenaikan harga barang impor bagi perekonomian negara menyebabkan masalah stagflasi, yaitu istilah yang bersumber dari kata “stagnation” dan “inflation” yang berarti inflasi ketika pengangguran adalah tinggi, di berbagai negara. Stagflasi juga di akibatkan oleh kemerosotan nilai mata uang sehingga menye babkan ketidakstabilan politik suatu negara. Wujud stagflasi dapat digambarkan secara grafik (GAMBAR GRAFIK)
Permintaan agregat dalam ekonomi adalah AD, sedangkan pada mulanya adalah AS1, Yf menunjukkan pendapatan pada kesempatan kerja penuh maka pengangguran adalah tinggi. Pendapatan menurun dari Y1 kepada Y2 sedangkan harga naik P1 menjadi P2. Dengan demikian stagflasi menggambarkan keadaan dimana kegiatan ekonomi semakin menurun, pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses kenaikan harga-harga semakin bertambah cepat.
Definisi inflasi merayap dan hiperinflasi
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Contoh negara yang dapat digolongkan pada inflasi ini adalah malaysia dan singapura. 
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali dalam masa yang singkat. Contohnya di indonesia, pada tahun 1965 tingkat inflasi adlah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 ppersen. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat pada tahun 1966.   

PENYEBAB TIMBULNYA INFLASI
Untuk mengetahui sebab timbulnya inflasi, merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan untuk menanggulanginya adalah masalah yang sulit. Biasanya kita harus melampaui batas-batas ilmu ekonomi dan memasuki bidang ilmu sosiologi serta ilmu politik. Ilmu ekonomi membantu untuk mengidentifikasi sebab-sebab obyektif dari inflasi, misalnya karena pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Kalau ditanya mengapa pemerintah mencetak uang terlalu banyak, meskipun mereka tahu bahwa tindakan tersebut mengakibatkan inflasi, maka seringkali jawabannya ada di bidang sosial politik, misalnya karena pemerintah membutuhkan uang untuk operasi keamanan, atau karena ada pertarungan politik di dalam negeri, atau pemerintah tidak mampu menghadapi tuntutan politik dari golongan masyarakat tertentu. Untuk menghentikan pertambahan uang yang terus bertambah, maka perlu dicapai penyelesaian politik terlebih dulu.
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi , yaitu teori kuantitas, teori Keynes dan teori strukturalis.
Teori Kuantitas
Teori ini adalah teori mengenai inflasi yang paling tua yang menyoroti peranan dalam proses inflasi dari (a) jumlah uang yang beredar, dan (b) harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
(a)    Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada kenaikan uang yang beredar, misalnya kegagalan panen, hanya akan menaikkan harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab awal dari kenaikan harga tersebut.
(b)   Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.
Teori Keynes
Menurut teori ini, Proses inflasi adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Inflasi terjadi karena suatu maayarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.



Teori Strukturalis
Teori ini didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran (infleksibilitas) dari stuktur perekonomian negara – negara sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor – faktor struktural dari perekonomian ( yang menurut definisi, faktor – faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang), maka teori ini bisa juga disebut dengan teori inflasi jangka panjang.
Mengenai teori struktural ini ada 3 hal yang perlu ditekankan yaitu :
Ø  Teori ini menerapkan proses inflasi jangka panjang di negara – negara yang sedang berkembang.
Ø  Dibalik ceritera inflasi pada strukturalis ini asumsi (yang tidak disebutkan secara ekplisit) bahwa jumlah uang yang beredar bertambah dan secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harag – harga tersebut.
Ø  Tidak jarang faktor – faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab yang paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100% struktural, sering dijumpai bahwa ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijakan harga dan moneter pemerintah sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar