Pengertian inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga–harga untuk
menaik secara umum dan terus menerus. Kata “kecenderungan” dalam definisi
inflasi perlu digaris bawahi, kalau seandainya harga–harga dari sebagaian besar
barang diatur atau ditentukan oleh pemerintah, maka harga–harga yang
dicatatoleh biro statistik mungkin tidak menunjukan kenaikan apapun. Tetapi
mungkin dalam realita ada kecenderungan bagi harga–harga untuk terus menaik.
Misalnya, adanya harga–harga bebas atau
harga-harga tidak resmi yang lebih tinggi dari harga-harga resmi yang cenderung
menaik. Hal ini masalah inflasi sebetulnya ada. Tetapi tidak diperkenankan
untuk menunujukan dirinya. Keadaan seperti ini disebut “suppressed inflation”
atau inflasi yang ditutupi, yang ada pada suatu saat akan timbul dan
menunujukan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relevan bagi
kenyataan.
Maslah inflasi ini terus menerus
mendapat perhatian pemerintah. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga
agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.
Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan kebijakan pemerintah karena sangat
sulit untuk dicapai. Yang paling penting adalah diusahakan untuk menjaga agaar
tingkat inflasi tetap rendah.
Adakalanya tingkat inflas meningkat dengan tiba-tiba atau
wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku diluar ekspetasi
pemerintah. Contohnya eek dari pengurangan nilai uang yang sangat besar atau
ketidakstabilan politik. Untuk menghadapi masalah inflasi yang cepat pemerintah
akan menyusun langkah untuk menstabilkan harga-harga kembali.
JENIS-JENIS
INFLASI
1. Inflasi
tarikan permintaan
2. Inflasi
desakan biaya
3. Inflasi
diimpor
Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi
ini biasanya terjadi pada saat perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan
kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya
menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan
jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. (GAMBAR KURVA)
Kurva
AS adalah penawaran agregat dalam ekonomi, sedangkan AD1, AD2, AD3
adalah permintaan agregat. Kenaikan permintaan agregat disebabakan oleh
perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Akibatnya pendapatan nasional mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh dan tingkat harga naik yang berarti inflasi
telah terwujud. Untuk memenuhi permintaan yang semakin bertambah, perusahaan
akan menambah produksinya dan menyebabkan pendapatan nasional rill meningkat.
Kenaikan produksi nasional melebihi kesempatan kerja penuh akan menyebabkan
kenaikan harga yang lebih cepat.
Inflasi Desakan Biaya
Inflasi
ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat
pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi
permintaan yang berlebih, maka akan menaikan produksi dengan cara memberikan
gaji dan upah yang lebih tinggi dan mencari pekerja baru dengan tawaran
pembayaran yang tinggi. Hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat dan
berbagai harga barang naik. (GAMBAR KURVA)
Kurva
AS1, AS2, AS3 adalah kurva penawaran agregat,
sedangkan kurva AD adalah permintaan agregat, Y1, yaitu pendapatan
nasional pada kesempatan kerja penuh, dan tingkat harga adalah D1. Kenaikan
upah akan menaikan biaya dan kenaikan biaya sehingga memindahkan fungsi
penawaran agregat keatas, akan menyebabkan tingkat harga tinggi, harga barang
yang tinggi akan mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya
produksi akan semakin tinggi. Akibat dari kenaikan upah tersebut kegiatan
ekonomi akan menurun dibawah tingkat kesempatan kerja penuh. Sebaliknya jika
kenaikan upah tidak menyebabkan kenaikan dalam permintaan agregat, maka
kenaikan harga akan menjadi semakin cepat dan kesempatan kerja tidak mengalami
penurunan, sehingga kesempatan kerja penuh tetap tercapai tetapi tingkat harga
lebih tinggi.
Inflasi Diimpor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan
harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan berwujud apabila barang-barang
impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Akibat dari kenaikan harga barang
impor bagi perekonomian negara menyebabkan masalah stagflasi, yaitu istilah
yang bersumber dari kata “stagnation” dan “inflation” yang berarti inflasi
ketika pengangguran adalah tinggi, di berbagai negara. Stagflasi juga di
akibatkan oleh kemerosotan nilai mata uang sehingga menye babkan
ketidakstabilan politik suatu negara. Wujud stagflasi dapat digambarkan secara
grafik (GAMBAR GRAFIK)
Permintaan
agregat dalam ekonomi adalah AD, sedangkan pada mulanya adalah AS1,
Yf menunjukkan pendapatan pada kesempatan kerja penuh maka
pengangguran adalah tinggi. Pendapatan menurun dari Y1 kepada Y2
sedangkan harga naik P1 menjadi P2. Dengan demikian
stagflasi menggambarkan keadaan dimana kegiatan ekonomi semakin menurun,
pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses kenaikan
harga-harga semakin bertambah cepat.
Definisi
inflasi merayap dan hiperinflasi
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang
lambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan
harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Contoh
negara yang dapat digolongkan pada inflasi ini adalah malaysia dan
singapura.
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang
sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali
dalam masa yang singkat. Contohnya di indonesia, pada tahun 1965 tingkat
inflasi adlah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 ppersen. Ini
berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali
lipat pada tahun 1966.
PENYEBAB
TIMBULNYA INFLASI
Untuk
mengetahui sebab timbulnya inflasi, merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan
untuk menanggulanginya adalah masalah yang sulit. Biasanya kita harus melampaui
batas-batas ilmu ekonomi dan memasuki bidang ilmu sosiologi serta ilmu politik.
Ilmu ekonomi membantu untuk mengidentifikasi sebab-sebab obyektif dari inflasi,
misalnya karena pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Kalau ditanya mengapa
pemerintah mencetak uang terlalu banyak, meskipun mereka tahu bahwa tindakan
tersebut mengakibatkan inflasi, maka seringkali jawabannya ada di bidang sosial
politik, misalnya karena pemerintah membutuhkan uang untuk operasi keamanan,
atau karena ada pertarungan politik di dalam negeri, atau pemerintah tidak
mampu menghadapi tuntutan politik dari golongan masyarakat tertentu. Untuk
menghentikan pertambahan uang yang terus bertambah, maka perlu dicapai
penyelesaian politik terlebih dulu.
Secara
garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi , yaitu teori kuantitas,
teori Keynes dan teori strukturalis.
Teori Kuantitas
Teori
ini adalah teori mengenai inflasi yang paling tua yang menyoroti peranan dalam
proses inflasi dari (a) jumlah uang yang beredar, dan (b) harapan masyarakat
mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
(a) Inflasi
hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada
kenaikan uang yang beredar, misalnya kegagalan panen, hanya akan menaikkan
harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan
berhenti dengan sendirinya, apapun sebab awal dari kenaikan harga tersebut.
(b) Laju
inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.
Teori Keynes
Menurut
teori ini, Proses inflasi adalah proses perebutan bagian rezeki di antara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada
yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Inflasi terjadi karena suatu
maayarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.
Teori Strukturalis
Teori
ini didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada ketegaran
(infleksibilitas) dari stuktur perekonomian negara – negara sedang berkembang.
Karena inflasi dikaitkan dengan faktor – faktor struktural dari perekonomian (
yang menurut definisi, faktor – faktor ini hanya bisa berubah secara gradual
dan dalam jangka panjang), maka teori ini bisa juga disebut dengan teori
inflasi jangka panjang.
Mengenai teori struktural ini ada 3 hal yang perlu
ditekankan yaitu :
Ø
Teori
ini menerapkan proses inflasi jangka panjang di negara – negara yang sedang
berkembang.
Ø
Dibalik
ceritera inflasi pada strukturalis ini asumsi (yang tidak disebutkan secara
ekplisit) bahwa jumlah uang yang beredar bertambah dan secara pasif mengikuti
dan menampung kenaikan harag – harga tersebut.
Ø
Tidak
jarang faktor – faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab yang paling
dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100% struktural, sering dijumpai bahwa
ketegaran tersebut disebabkan oleh kebijakan harga dan moneter pemerintah
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar